Keputusan pengunduran diri Gita Wirjawan dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan demi fokus pada konvensi Capres Demokrat dinilai sebagai sikap kutu loncat.
Bahkan, Gita Wirjawan dinilai tak memiliki kesabaran sebagai seorang pemimpin besar dalam meraih posisinya. Penilaian ini dilontarkan Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro.
“Kita lihat dan pelajari pemimpin terdahulu seperti Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie dan Bu Mega. Semuanya puluhan tahun mewarnai civil society kita. Jadi tidak bisa lompat-lompat,” kata Siti Zuhro saat berbincang dengan LICOM, kemarin.
Siti Zuhro juga mengatakan, langkah pengunduran diri Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan melahirkan blunder politik pada dirinya.
Menurut Siti Zuhro, Gita Wirjawan dianggap terlalu ceroboh menanggalkan jabatan menterinya. Padahal, untuk menjadi seorang pemimpin tertinggi Indonesia diperlukan kesabaran dalam proses menempa diri.
Lebih jauh Siti Zuhro menambahkan, pengunduran diri Gita Wirjawan hanya membuat masyarakat kian ragu dalam menentukan elektabilitas dan kapabilitasnya sebagai calon pemimpin nasional.
Apalagi, Kementerian Perdagangan saat ini tengah mendapat sorotan masyarakat akibat persoalan impor beras Vietnam. “Ini bukan Pemilu untuk Ketua RT, ini untuk RI. Tidak bisa lompat-lompat,” tandas Siti Zuhro.
Selain itu, Siti Zuhro juga membeberkan, sosok Gita Wirjawan hingga kini masih belum dikenal secara baik oleh masyarakat lapis bawah. Sehingga, langkah pengunduran diri Gita Wirjawan dinilai sebagai sikap percaya diri yang berlebihan.
“Harus diingat, 60 persen masyarakat di daerah tidak kenal Gita dan dia tidak pernah menjamah itu. Kalau elite, dunia bisnis, dunia perdagangan, internasional dan ekonomi mungkin kenal. Tapi ini Pemilu yang melibatkan suara masyarakat dari Sabang sampai Merauke, itu yang saya ragu,” pungkasnya.@firdausi
Bahkan, Gita Wirjawan dinilai tak memiliki kesabaran sebagai seorang pemimpin besar dalam meraih posisinya. Penilaian ini dilontarkan Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro.
“Kita lihat dan pelajari pemimpin terdahulu seperti Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie dan Bu Mega. Semuanya puluhan tahun mewarnai civil society kita. Jadi tidak bisa lompat-lompat,” kata Siti Zuhro saat berbincang dengan LICOM, kemarin.
Siti Zuhro juga mengatakan, langkah pengunduran diri Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan melahirkan blunder politik pada dirinya.
Menurut Siti Zuhro, Gita Wirjawan dianggap terlalu ceroboh menanggalkan jabatan menterinya. Padahal, untuk menjadi seorang pemimpin tertinggi Indonesia diperlukan kesabaran dalam proses menempa diri.
Lebih jauh Siti Zuhro menambahkan, pengunduran diri Gita Wirjawan hanya membuat masyarakat kian ragu dalam menentukan elektabilitas dan kapabilitasnya sebagai calon pemimpin nasional.
Apalagi, Kementerian Perdagangan saat ini tengah mendapat sorotan masyarakat akibat persoalan impor beras Vietnam. “Ini bukan Pemilu untuk Ketua RT, ini untuk RI. Tidak bisa lompat-lompat,” tandas Siti Zuhro.
Selain itu, Siti Zuhro juga membeberkan, sosok Gita Wirjawan hingga kini masih belum dikenal secara baik oleh masyarakat lapis bawah. Sehingga, langkah pengunduran diri Gita Wirjawan dinilai sebagai sikap percaya diri yang berlebihan.
“Harus diingat, 60 persen masyarakat di daerah tidak kenal Gita dan dia tidak pernah menjamah itu. Kalau elite, dunia bisnis, dunia perdagangan, internasional dan ekonomi mungkin kenal. Tapi ini Pemilu yang melibatkan suara masyarakat dari Sabang sampai Merauke, itu yang saya ragu,” pungkasnya.@firdausi
Tiada ulasan:
Catat Ulasan