Seseorang yang meninggal dunia tentu meninggalkan kesedihan,terutama bagi orang yang memang merasa sangat dekat dengan kehidupan orang tersebut selama hidupnya. Tak terkecuali politikus dan suami Gubernur Banten yang akhir-akhir ini diberitakan cukup kontroversial dalam sisi kehidupannya,yaitu Hikmat Tomet,suami Atut Chosiyah.
Sebelum Hikmat Tomet meninggal dunia,banyak berita miring perihal dirinya dan yang menyangkut sepak terjang isterinya,Atut Chosiyah. Disebutkan salah satunya adalah Atut melabrak seorang wanita yang diduga selingkuhan Hikmat Tomet di sebuah hotel ; Kemudian juga ramai diberitakan di media sosial bahwa Atut Chosiyah pun punya “brondong” untuk membalas perselingkuhan suaminya . Apakah berita tersebut benar adanya,tentu saja hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Tetapi bagaimana dengan sikap publik yang sudah merasa yakin mengetahui perihal “prahara” rumah tangga Atut Chosiyah…? Tentu saja inilah yang menarik perhatian publik tatkala Atut Chosiyah begitu mengekspresikan kesedihannya melalui tangisan-tangisan yang “misterius” menurut kacamata masyarakat. Ketika jenazah sang suami masuk keranda dan liang lahat,Atut Chosiyah menangis dan beritanya pun dibuat seolah kesedihan isteri Hikmat Tomet ini memberi sinyal bahwa sang isteri sangat merasa terpukul dan kehilangan atas kepergian suaminya. Rasa terpukul dan kehilangan tentu saja menandakan bahwa dirinya sangat sayang dan cinta,sehingga memberi kesan bahwa tidak mungkin seorang Atut selingkuh atau kawin lagi,dsb.
Tak ayal,tangisan Atut Chosiyah menjadi gosip dan beragam komentar bermunculan menanggapi tangisan “misterius” Atut Chosiyah.
Bagi kebanyakan politikus terkenal,menyewa seorang konsultan yang mengajari bahasa tubuh untuk menarik publik adalah hal biasa. Berita tentang SBY yang menyewa konsultan untuk mengajarkan bahasa tubuh dan gerak tangan ketika SBY berpidato sudah terungkap,apalagi yang hartanya berjibun seperti Atut Chosiyah. Barangkali lembaga-lembaga seperti John Robert Powel yang mengajarkan “kepribadian” seseorang agar tampil lebih memikat sangat laku dan diminati oleh para politikus,tak terkecuali konsultan politik yang sekarang berupaya klien-nya mendapatkan simpati luar biasa dari masyarakat.
Politik pencitraan memang sedang marak menjelang Pemilu 2014,sampai seseorang yang meninggal dan seharusnya juga sama derajatnya dengan orang kebanyakan ketika meninggal dunia harus diberitakan sangat berlebihan,melebihi seorang Ketua MPR RI,Taufik Kiemas ketika meninggal dunia. Padahal Hikmat Tomet cuman seorang anggota DPR RI dari Komisi V yang namanya nyaris tak terdengar sebelum kasus dugaan korupsi keluarga Atut Chosiyah menyeruak. Barangkali oleh karena itulah yang menyebabkan tangisan Atut Chosiyah dianggap sebagai tangisan “misterius”……..Tangisan antara kebenaran dan kepura-puraan. Namanya saja politikus……
Mudah-mudahan tangisan Atut Chosiyah seperti halnya tangisan isteri Ustadz Uje yang merasa terpukul kehilangan suaminya yang sangat dicintai oleh dirinya dan masyarakat. Kita lihat saja episode kehidupan berikutnya dari seorang Atut Chosiyah……..
Sebelum Hikmat Tomet meninggal dunia,banyak berita miring perihal dirinya dan yang menyangkut sepak terjang isterinya,Atut Chosiyah. Disebutkan salah satunya adalah Atut melabrak seorang wanita yang diduga selingkuhan Hikmat Tomet di sebuah hotel ; Kemudian juga ramai diberitakan di media sosial bahwa Atut Chosiyah pun punya “brondong” untuk membalas perselingkuhan suaminya . Apakah berita tersebut benar adanya,tentu saja hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Tetapi bagaimana dengan sikap publik yang sudah merasa yakin mengetahui perihal “prahara” rumah tangga Atut Chosiyah…? Tentu saja inilah yang menarik perhatian publik tatkala Atut Chosiyah begitu mengekspresikan kesedihannya melalui tangisan-tangisan yang “misterius” menurut kacamata masyarakat. Ketika jenazah sang suami masuk keranda dan liang lahat,Atut Chosiyah menangis dan beritanya pun dibuat seolah kesedihan isteri Hikmat Tomet ini memberi sinyal bahwa sang isteri sangat merasa terpukul dan kehilangan atas kepergian suaminya. Rasa terpukul dan kehilangan tentu saja menandakan bahwa dirinya sangat sayang dan cinta,sehingga memberi kesan bahwa tidak mungkin seorang Atut selingkuh atau kawin lagi,dsb.
Tak ayal,tangisan Atut Chosiyah menjadi gosip dan beragam komentar bermunculan menanggapi tangisan “misterius” Atut Chosiyah.
Bagi kebanyakan politikus terkenal,menyewa seorang konsultan yang mengajari bahasa tubuh untuk menarik publik adalah hal biasa. Berita tentang SBY yang menyewa konsultan untuk mengajarkan bahasa tubuh dan gerak tangan ketika SBY berpidato sudah terungkap,apalagi yang hartanya berjibun seperti Atut Chosiyah. Barangkali lembaga-lembaga seperti John Robert Powel yang mengajarkan “kepribadian” seseorang agar tampil lebih memikat sangat laku dan diminati oleh para politikus,tak terkecuali konsultan politik yang sekarang berupaya klien-nya mendapatkan simpati luar biasa dari masyarakat.
Politik pencitraan memang sedang marak menjelang Pemilu 2014,sampai seseorang yang meninggal dan seharusnya juga sama derajatnya dengan orang kebanyakan ketika meninggal dunia harus diberitakan sangat berlebihan,melebihi seorang Ketua MPR RI,Taufik Kiemas ketika meninggal dunia. Padahal Hikmat Tomet cuman seorang anggota DPR RI dari Komisi V yang namanya nyaris tak terdengar sebelum kasus dugaan korupsi keluarga Atut Chosiyah menyeruak. Barangkali oleh karena itulah yang menyebabkan tangisan Atut Chosiyah dianggap sebagai tangisan “misterius”……..Tangisan antara kebenaran dan kepura-puraan. Namanya saja politikus……
Mudah-mudahan tangisan Atut Chosiyah seperti halnya tangisan isteri Ustadz Uje yang merasa terpukul kehilangan suaminya yang sangat dicintai oleh dirinya dan masyarakat. Kita lihat saja episode kehidupan berikutnya dari seorang Atut Chosiyah……..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan