Politikindonesia - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto ditegur Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pekanbaru. Ia dinilai hakim memberikan penjelasan yang berbelit-belit saat bersaksi untuk terdakwa kasus korupsi PON Riau, Rusli Zainal. Hakim dibuat bingung oleh penjelasan Setya dan menegur Ketua Fraksi Golkar DPR itu.
Hal itu terjadi saat jaksa menanyakan soal pertemuan Setya dengan mantan Gubernur Riau Rusli Zainal dan mantan Kadispora Riau Lukman Abbas di ruang kerjanya di Gedung DPR. Setya selalu menjawab urusan pertemuan itu terkait masalah internal Golkar.
“Beginilah. Saya ini bingung menyaksikan keterangan saudara saksi menjawab pertanyaan jaksa. Sidang ini soal kasus suap PON, jawaban saksi dari soal undangan Golkar. Jadi tak nyambung, bingung saya," ujar Ketua Majelis Hakim Bachtiar Sitompul dalam persidangan, Kamis (30/1/2014).
Hakim sempat bertanya kepada Lukman Abbas yang juga menjadi saksi di persidangan itu. Hakim bertanya apakah dalam pertemuan di ruangan Setya Novanto terdakwa Rusli memaparkan soal PON. “Ada yang mulai. Pak Gubernur saat itu memaparkan soal PON," ujar Lukman.
Mendengar jawaban ini, hakim kembali berkomentar. “Kalau ada pemaparan soal PON, tapi saksi ini seakan tidak tahu soal PON. Aneh ini. Kok masalah Golkar yang dijawab bukan soal PON. Berarti ada kebohongan dalam kasus ini. Ada yang disembunyikan," tegas Ketua Majelis Hakim.
Tak puas atas keterangan Setya Novanto, hakim anggota I Ketut Suarta juga ikut berkomentar dan menasehati Setya. “Saudara saksi, saya juga bingung sebagaimana ketua majelis. Ini sidang korupsi PON, bukan soal internal Golkar," ujar Ketut.
Ia kemudian meminta Setya untuk lebih rilek dan santai. “Saya minta saksi santai saja ya. Jangan tegang, santai sajalah," ujar.
Ketut meneruskan kata-katanya, “Benang merah dalam kasus ini adalah, saudara terdakwa menghadap saksi karena sebagai Ketua Fraksi Golkar. Dimana terdakwa meminta bantuan untuk penambahan dana PON. Jadi bertemu saudara saksi itukan bukan urusan internal Golkar," ujar hakim.
“Tapi kok dari tadi saksi menyebut tidak tahu soal PON. Saya saja di kampung halaman tahu ada PON di Riau, waktu saya belum tugas di sini. Inikan acara nasional. Jadi aneh kalau saksi tak tahu ada PON di Riau," ujar Ketut.
(ron/rin/kap)
Hal itu terjadi saat jaksa menanyakan soal pertemuan Setya dengan mantan Gubernur Riau Rusli Zainal dan mantan Kadispora Riau Lukman Abbas di ruang kerjanya di Gedung DPR. Setya selalu menjawab urusan pertemuan itu terkait masalah internal Golkar.
“Beginilah. Saya ini bingung menyaksikan keterangan saudara saksi menjawab pertanyaan jaksa. Sidang ini soal kasus suap PON, jawaban saksi dari soal undangan Golkar. Jadi tak nyambung, bingung saya," ujar Ketua Majelis Hakim Bachtiar Sitompul dalam persidangan, Kamis (30/1/2014).
Hakim sempat bertanya kepada Lukman Abbas yang juga menjadi saksi di persidangan itu. Hakim bertanya apakah dalam pertemuan di ruangan Setya Novanto terdakwa Rusli memaparkan soal PON. “Ada yang mulai. Pak Gubernur saat itu memaparkan soal PON," ujar Lukman.
Mendengar jawaban ini, hakim kembali berkomentar. “Kalau ada pemaparan soal PON, tapi saksi ini seakan tidak tahu soal PON. Aneh ini. Kok masalah Golkar yang dijawab bukan soal PON. Berarti ada kebohongan dalam kasus ini. Ada yang disembunyikan," tegas Ketua Majelis Hakim.
Tak puas atas keterangan Setya Novanto, hakim anggota I Ketut Suarta juga ikut berkomentar dan menasehati Setya. “Saudara saksi, saya juga bingung sebagaimana ketua majelis. Ini sidang korupsi PON, bukan soal internal Golkar," ujar Ketut.
Ia kemudian meminta Setya untuk lebih rilek dan santai. “Saya minta saksi santai saja ya. Jangan tegang, santai sajalah," ujar.
Ketut meneruskan kata-katanya, “Benang merah dalam kasus ini adalah, saudara terdakwa menghadap saksi karena sebagai Ketua Fraksi Golkar. Dimana terdakwa meminta bantuan untuk penambahan dana PON. Jadi bertemu saudara saksi itukan bukan urusan internal Golkar," ujar hakim.
“Tapi kok dari tadi saksi menyebut tidak tahu soal PON. Saya saja di kampung halaman tahu ada PON di Riau, waktu saya belum tugas di sini. Inikan acara nasional. Jadi aneh kalau saksi tak tahu ada PON di Riau," ujar Ketut.
(ron/rin/kap)